Daftar Blog Saya

Rabu, 08 Januari 2014

Wayang Suket, Kerajinan dari Suket yang Terlupakan

WAYANG SUKET, KERAJINAN DARI RUMPUT YANG TERLUPAKAN


Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Setyawan Pujiono, S, Pd






Oleh
1.      Widya Adi Ardhana (13207241017)
2.      Eko Sumarno           (13207241034)
3.      Ghina Fairuza          (13207241037)


PROGRAM PENDIDIKAN SENI KERAJIANAN
JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2013








KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Wayang Suket. 

Makalah ini dibuat dengan berbagai bantuan dari seluruh anggota kelompok. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua anggota yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

Yogyakarta, 4 Januari 2014



Penulis 








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 
      Wayang Suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (Bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa.Untuk membuatnya, beberapa helai rumput dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama.
Dewasa ini keberadaan wayang suket sangatlah sulit ditemukan. Hal ini dikarenakan sangat sedikitnya orang yang dapat membuat wayang suket yang bagus. Sebagai salah satu jenis wayang yang terancam keberadaannya.

B.    Rumusan masalah

1.    Apa
itu Wayang Suket ?
2.    Bagaimana
cara pembuatan dari Wayang Suket  ?
3.   
Apakah Wayang Suket dapat menjadi suatu komoditi ekonomi ?
4.    Bagaimana
cara melestarikan Wayang Suket yang mulai langka dan ?

C.    Tujuan

1.   
Mengetahui asal mula Wayang Suket
2.   
Mengetahui cara membuat Wayang Suket
3.   
Mengetahui potensi wayang suket dalam bidang ekonomi
4.   
Melestarikan Wayang Suket



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Wayang Suket
       Wayang sudah dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaa animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar. Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan Wayang itu senidiri telah diakui oleh UNESCO pada tanggan 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga.

Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket adalah seni pertunjukan multimedia yang merupakan eksplorasi inovatif dari seni pertunjukan yang dipadu dengan teater, tari dan musik. Selain itu, lakon dalam wayang suket juga tidak selalu diceritakan oleh dalang melalui karakter wayang, tapi dimainkan juga oleh personal lainnya dalam bentuk teater dan tari. Dialog bukan Cuma milik dalang, tapi juga terjadi di antara pemain dan dalang.
Seniman asal Tegal, Slamet Gundono, dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat wayang suket pada tingkat pertunjukan panggung.
Bahkan jika menyebut wayang suket, sekarang sudah lekat dengan pertunjukan wayangnya. Slamet Gundono adalah lulusan STSI Pedalangan, Wayang Suket Slamet Gundono awalnya bermediakan wayang yang terbuat dari suket, namun Slamet Gundono lebih mengandalkan unsur teatrikal dan kekuatan berceritera. Dalam pementasan wayang suketnya, Slamet Gundono menggunakan beberapa alat musik yang teridiri dari gamelan, alat petik, tiup dan beberapa alat musik tradisional lainnya. Slamet juga dibantu beberapa pengrawit, penari yang merangkap jadi pemain, untuk melengkapi pertunjukannya. Seting panggungnya berubah-ubah sesuai tema yang ditentukan.
Media bertutur Slamet Gundono tidak hanya wayang suket tetapi juga wayang kulit dan kadang memakai dedaunan untuk dijadikan tokoh wayang.
Kehebatan bertutur (pendongeng) dalang satu ini sudah tidak diragukan lagi. Banyak kalangan Dalang muda yang memuji kemampuan bertutur Slamet Gundono. Misalnya Ki Sigit Ariyanto; " Jangkan dengan wayang, dengan pecahan genteng atau serpihan plastik Gundono dapat mendalang dengan baik". Bahkan menurut Ki Bambang Asmoro, dengan media yang ada, Slamet Gundono bisa menuntun penonton ke dalam imajinasi yang lebih dalam, sehingga roh atau esensi wayang sebagai pertunjukan bayangan "wewayanganing urip" menjadi lebih bermakna dan multi tafsir.
Rumput, bahan dari karakter wayang suket, mengandung filosofi mengenai kehidupan, karena walaupun hidup di bawah dan kerap diinjak, bahkan dipangkas, tetap dapat bertahan hidup. Tumbuhnya rumput juga selalu diikuti keberadaan unsur alam lain, seperti tanah, air, udara dan matahari. Hal ini juga memberi illustrasi terhadap nasib pertunjukan wayang, ketika sempat menjadi tontonan mewah, untuk kalangan ‘istana’, wayang tetap dinikmati dan dipentaskan masyarakat dipedesaan kebanyakan. Salah satunya adalah dengan membuat wayang dari rumput, seperti wayang suket ini. Banyak pengamat menyebut wayang suket sebagai symbol semangat tradisi yang terus hidup, bahkan di tengah modernitas dengan tetap mencipta kreasi baru tanpa kehilangan orisinalitas.

Tidak heran jika kemudian lakon dalam pertunjukan wayang suket selalu dekat dengan masyarakat, sarat dengan humor- humor cerdas dan padat dengan kandungan renungan filosofis tentang kehidupan.

B.   Cara Pembuatan Wayang Suket
       Pembuatannya sebetulnya cukup sederhana dengan peralatan yang sederhana pula. Namun, tidak semua orang bisa membuatnya karena harus memiliki keahlian khusus untuk membuat wayang suket tidaklah sulit dan memakan banyak waktu. Cara membuatnya dapat dengan helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Jika sudah mahir, setidaknya butuh waktu 20 menit. Namun bagi pemula wayang suket dapat dirajut hingga dua jam. Wayang suket akan mudah layu dan kering,tidaklah bertahan lama seperti wayang lainya, tentu saja karena bahan dasarnya yang berupa rumput.

C.   Hubungan Wayang Suket dengan Komoditi Ekonomi
Seni pertunjukan wayang dinilai perlu untuk didorong untuk memasuki sektor ekonomi kreatif antara lain melalui sinergi dengan kekuatan ekonomi, industri, teknologi, seni, dan budaya. "Di era industrial, kita harapkan wayang mampu menjadi jagat kreatif yang mandiri secara ekonomi," kata Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) Suparmin Sunjoyo di Jakarta, Jumat (28/6).
Ia mengatakan, wayang agar bisa masuk dalam sektor ekonomi diharapkan memiliki basis sosial termasuk dalam hal sumber daya manusia baik manajemen penyelenggara maupun penonton. Selain itu, wayang harus memiliki basis ekonomi atau pasar, dan basis sosial budaya (orientasi nilai-nilai dan filosofis). "Di luar strategi itu, tentu masih ada strategi lain yang bisa diupayakan untuk mengangkat harkat dan martabat wayang dalam pergaulan global," katanya. Pihaknya juga mendorong munculnya karya-karya pergelaran wayang yang bernapas baru tanpa harus merusak nilai-nilai dalam wayang atau pakem. "Idealnya wayang harus kreatif dan inovatif, bisa bersanding dengan wayang klasik atau perkamen," katanya.
Ia berpendapat, fasilitas pewayangan seharusnya disediakan secara gratis mengingat wayang mempunyai peran penting sebagai benteng kedaulatan budaya di samping keharusan mempertahankan kedaulatan politik, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan.
 Kesadaran yang tinggi akan kekayaan budaya dan cerita Wayang Indonesia, menghasilkan berbagai bentuk cara berekspresi yang unik dan diluar dugaan. Semua dengan satu maksud, menunjukkan kebanggan identitas kebangsaan mereka sebagai bangsa Indonesia yang “kaya”.
Berbagai produk industri kreatif khas yang berkonsepkan budaya kesenian Wayang Indonesia pun kian marak mewarnai industri kreatif komersil di Tanah Air.
Dengan membangkitkan kembali budaya-budaya dan kesenian khususnya wayang, generasi Indonesia yang akan datang akan mengenali dasar budaya yang pernah ada di Indonesia, salah satu caranya dengan mengambil konsep pada wayang itu sendiri ke dalam karya industri kreatif Indonesia dan internasional agar budaya wayang juga dapat dikenal dan mungkin dapat mempengaruhi perkembangan industri kreatif, budaya dan globalisasi di seluruh dunia.

D.   Cara Melestarikan Wayang Suket
       Konon wayang suket berasal dari jawa tengah dan jawa timur. Dahulu ia berkembang pesat di daerah matraman, seperti Bojonegoro, Tulungagung, Kediri, dan Blitar. Dengan mendorong anak untuk berkreasi dan berimajinasi, maka permainan yang sederhana ini dapat membantu meningkatkan pertumbuhan otak anak. Salah satu cara melestarikan wayang suket kepada anak-anak zaman sekarang, namun tentu harus dibarengi dengan penanaman akidah yang baik dan benar, juga dikemas dengan lebih menarik. Wayang Suket dapat dijadikan media pembantu saat anda memberi cerita-cerita anak muslim kepada adik-adik atau murid-murid di sekolah.





BAB III
PENUTUP

         A.  Simpulan
Wayang Suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput. Wayang Suket merupakan salah satu kesenian daerah yang perlu dilestarikan, karena keberadaannya mulai menghilang bahkan sudah langka.Sebagai generasi penerus bangsa, kita wajib untuk melestarikan budaya bangsa yang nyaris punah ini.
   
 B.   Saran
Sebaiknya kita lebih menghargai budaya yang kita miliki, terutama wayang. Karena di Indonesia banyak sekali jenis-jenis kesenian wayang, terutama Wayang Suket ini. Maka dari itu penulis mengharapkan pembaca sekalian untuk dapat bersama-sama dalam melestarikan kekayaan budaya di Indonesia terutama kesenian Wayang Suket.










DAFTAR PUSTAKA
-          Cybersufi, Panji, 2011. Wayang Sebagai Komoditas Industri dan Nusantara. Diunduh dari Panji-crbybersufi.blogspot.com pada hari Sabtu, 04 Januari 2014.
-          Iuz, 2012. Wayang Suket. Diunduh dari pesantrenonline.org pada hari Kamis, 02 Januari 2014.
-          Piliang, Yasraf Amira. Pos Realitas ; Realitas Kebudayaan Dalam Era Pos Metafisik. Jalasutra : Yogya, 2004.
-          Verys, Ivan, 2013.  Pengertian Wayang Suket. Diunduh dari Lobabanyak.blogspot.com pada hari Kamis, 02 Januari 2014.
-          Zuraya,Nadya, 2012 . Pertunjukan Wayang didorong Masuk Sektor Ekonomi Kreatif . Di unduh dari www.republika.co.id pada hari Sabtu, 04 Januari 2014.

Copyright 2014 : The Rubik’s Team





Tidak ada komentar:

Posting Komentar