WAYANG
SUKET, KERAJINAN DARI RUMPUT YANG TERLUPAKAN
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Setyawan Pujiono, S, Pd
Oleh
1.
Widya Adi Ardhana
(13207241017)
2.
Eko Sumarno (13207241034)
3.
Ghina Fairuza (13207241037)
PROGRAM PENDIDIKAN SENI KERAJIANAN
JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Wayang Suket.
Makalah ini dibuat dengan berbagai bantuan dari seluruh
anggota kelompok. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua anggota yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita sekalian.
Yogyakarta, 4 Januari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wayang Suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (Bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa.Untuk membuatnya, beberapa helai rumput dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama.
Dewasa ini keberadaan
wayang suket sangatlah sulit ditemukan. Hal ini dikarenakan sangat sedikitnya
orang yang dapat membuat wayang suket yang bagus. Sebagai salah satu jenis wayang
yang terancam keberadaannya.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu Wayang Suket ?
2. Bagaimana cara pembuatan dari Wayang Suket ?
3. Apakah Wayang Suket dapat menjadi suatu komoditi ekonomi ?
4. Bagaimana cara melestarikan Wayang Suket yang mulai langka dan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui asal mula Wayang Suket
2. Mengetahui cara membuat Wayang Suket
3. Mengetahui potensi wayang suket dalam bidang ekonomi
4. Melestarikan Wayang Suket
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wayang Suket
Wayang sudah dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar
1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaa animisme
berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang
diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar. Wayang merupakan seni tradisional
Indonesia yang berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan Wayang itu
senidiri telah diakui oleh UNESCO pada tanggan 7
November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat
berharga.
Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari
berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket adalah seni pertunjukan multimedia yang merupakan
eksplorasi inovatif dari seni pertunjukan yang dipadu dengan teater, tari dan
musik. Selain itu, lakon dalam wayang suket juga tidak selalu diceritakan oleh
dalang melalui karakter wayang, tapi dimainkan juga oleh personal lainnya dalam
bentuk teater dan tari. Dialog bukan Cuma milik dalang, tapi juga terjadi di
antara pemain dan dalang.
Seniman asal Tegal, Slamet Gundono, dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat wayang
suket pada tingkat pertunjukan panggung.
Bahkan jika menyebut wayang suket, sekarang sudah lekat
dengan pertunjukan wayangnya. Slamet Gundono adalah lulusan STSI Pedalangan, Wayang Suket Slamet Gundono awalnya bermediakan wayang yang terbuat dari suket, namun Slamet Gundono
lebih mengandalkan unsur teatrikal dan kekuatan berceritera. Dalam pementasan
wayang suketnya, Slamet Gundono menggunakan beberapa alat musik yang teridiri
dari gamelan, alat petik, tiup dan beberapa alat musik tradisional lainnya. Slamet
juga dibantu beberapa pengrawit, penari yang merangkap jadi pemain, untuk
melengkapi pertunjukannya. Seting panggungnya berubah-ubah sesuai tema yang
ditentukan.
Media bertutur Slamet Gundono tidak hanya wayang suket
tetapi juga wayang kulit dan kadang memakai dedaunan untuk dijadikan tokoh
wayang.
Kehebatan bertutur (pendongeng) dalang satu ini sudah
tidak diragukan lagi. Banyak kalangan Dalang muda yang memuji kemampuan
bertutur Slamet Gundono. Misalnya Ki Sigit Ariyanto; " Jangkan dengan
wayang, dengan pecahan genteng atau serpihan plastik Gundono dapat mendalang
dengan baik". Bahkan menurut Ki Bambang Asmoro, dengan media yang ada,
Slamet Gundono bisa menuntun penonton ke dalam imajinasi yang lebih dalam,
sehingga roh atau esensi wayang sebagai pertunjukan bayangan "wewayanganing
urip" menjadi lebih bermakna dan multi tafsir.
Rumput, bahan dari karakter wayang suket,
mengandung filosofi mengenai kehidupan, karena walaupun hidup di bawah dan
kerap diinjak, bahkan dipangkas, tetap dapat bertahan hidup. Tumbuhnya rumput
juga selalu diikuti keberadaan unsur alam lain, seperti tanah, air, udara dan
matahari. Hal ini juga memberi illustrasi terhadap nasib pertunjukan wayang,
ketika sempat menjadi tontonan mewah, untuk kalangan ‘istana’, wayang tetap
dinikmati dan dipentaskan masyarakat dipedesaan kebanyakan. Salah satunya
adalah dengan membuat wayang dari rumput, seperti wayang suket ini. Banyak
pengamat menyebut wayang suket sebagai symbol semangat tradisi yang terus
hidup, bahkan di tengah modernitas dengan tetap mencipta kreasi baru tanpa
kehilangan orisinalitas.
Tidak heran jika kemudian
lakon dalam pertunjukan wayang suket selalu dekat dengan masyarakat, sarat
dengan humor- humor cerdas dan padat dengan kandungan renungan filosofis
tentang kehidupan.
B. Cara Pembuatan Wayang Suket
Pembuatannya sebetulnya
cukup sederhana dengan peralatan yang sederhana pula. Namun, tidak semua orang
bisa membuatnya karena harus memiliki keahlian khusus untuk membuat wayang suket tidaklah sulit dan memakan banyak
waktu. Cara membuatnya dapat dengan helai daun rerumputan dijalin lalu
dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Jika sudah
mahir, setidaknya butuh waktu 20 menit. Namun bagi pemula wayang suket dapat
dirajut hingga dua jam. Wayang suket akan mudah layu
dan kering,tidaklah bertahan lama seperti wayang lainya, tentu saja
karena bahan dasarnya yang berupa rumput.
C. Hubungan Wayang Suket dengan Komoditi Ekonomi
Seni pertunjukan wayang dinilai perlu untuk didorong
untuk memasuki sektor ekonomi kreatif antara lain melalui sinergi dengan
kekuatan ekonomi, industri, teknologi, seni, dan budaya. "Di era
industrial, kita harapkan wayang mampu menjadi jagat kreatif yang mandiri
secara ekonomi," kata Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia
(Sena Wangi) Suparmin Sunjoyo di Jakarta, Jumat (28/6).
Ia mengatakan, wayang agar bisa masuk dalam sektor
ekonomi diharapkan memiliki basis sosial termasuk dalam hal sumber daya manusia
baik manajemen penyelenggara maupun penonton. Selain itu, wayang harus memiliki
basis ekonomi atau pasar, dan basis sosial budaya (orientasi nilai-nilai dan
filosofis). "Di luar strategi itu, tentu masih ada strategi lain yang bisa
diupayakan untuk mengangkat harkat dan martabat wayang dalam pergaulan
global," katanya. Pihaknya juga mendorong munculnya karya-karya
pergelaran wayang yang bernapas baru tanpa harus merusak nilai-nilai dalam
wayang atau pakem. "Idealnya wayang harus kreatif dan inovatif, bisa
bersanding dengan wayang klasik atau
perkamen," katanya.
Ia berpendapat, fasilitas pewayangan seharusnya
disediakan secara gratis mengingat wayang mempunyai peran penting sebagai
benteng kedaulatan budaya di samping keharusan mempertahankan kedaulatan
politik, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan.
Kesadaran yang tinggi akan kekayaan budaya dan
cerita Wayang Indonesia, menghasilkan berbagai bentuk cara berekspresi yang
unik dan diluar dugaan. Semua dengan satu maksud, menunjukkan kebanggan
identitas kebangsaan mereka sebagai bangsa Indonesia yang “kaya”.
Berbagai produk industri kreatif khas yang
berkonsepkan budaya kesenian Wayang Indonesia pun kian marak mewarnai industri
kreatif komersil di Tanah Air.
Dengan membangkitkan kembali budaya-budaya dan
kesenian khususnya wayang, generasi Indonesia yang akan datang akan mengenali
dasar budaya yang pernah ada di Indonesia, salah satu caranya dengan mengambil
konsep pada wayang itu sendiri ke dalam karya industri kreatif Indonesia dan
internasional agar budaya wayang juga dapat dikenal dan mungkin dapat
mempengaruhi perkembangan industri kreatif, budaya dan globalisasi di seluruh
dunia.
D. Cara Melestarikan Wayang Suket
Konon wayang suket berasal dari jawa
tengah dan jawa timur. Dahulu ia berkembang pesat di daerah matraman, seperti
Bojonegoro, Tulungagung, Kediri, dan Blitar. Dengan mendorong anak untuk
berkreasi dan berimajinasi, maka permainan yang sederhana ini dapat membantu
meningkatkan pertumbuhan otak anak. Salah satu cara melestarikan wayang suket
kepada anak-anak zaman sekarang, namun tentu harus dibarengi dengan penanaman
akidah yang baik dan benar, juga dikemas dengan lebih menarik. Wayang Suket
dapat dijadikan media pembantu saat anda memberi cerita-cerita anak muslim kepada
adik-adik atau murid-murid di sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Wayang Suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput. Wayang Suket
merupakan salah satu kesenian daerah yang perlu dilestarikan, karena
keberadaannya mulai menghilang bahkan sudah langka.Sebagai generasi penerus bangsa, kita wajib untuk melestarikan budaya
bangsa yang nyaris punah ini.
B. Saran
Sebaiknya
kita lebih menghargai budaya yang kita miliki, terutama wayang. Karena di Indonesia banyak
sekali jenis-jenis kesenian
wayang, terutama Wayang Suket ini. Maka dari itu penulis mengharapkan pembaca
sekalian untuk dapat bersama-sama dalam melestarikan kekayaan budaya di
Indonesia terutama kesenian Wayang Suket.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Cybersufi, Panji, 2011. Wayang Sebagai Komoditas Industri dan
Nusantara. Diunduh dari Panji-crbybersufi.blogspot.com
pada hari Sabtu, 04 Januari 2014.
-
Iuz, 2012. Wayang Suket. Diunduh dari pesantrenonline.org pada hari Kamis, 02 Januari 2014.
-
Piliang, Yasraf Amira.
Pos Realitas ; Realitas Kebudayaan Dalam Era Pos Metafisik. Jalasutra :
Yogya, 2004.
-
Verys, Ivan, 2013.
Pengertian Wayang Suket. Diunduh dari Lobabanyak.blogspot.com
pada hari Kamis, 02 Januari 2014.
-
Zuraya,Nadya, 2012 . Pertunjukan Wayang didorong Masuk Sektor Ekonomi Kreatif . Di unduh
dari www.republika.co.id pada hari Sabtu, 04 Januari 2014.
Copyright 2014 : The Rubik’s Team
Tidak ada komentar:
Posting Komentar